Tari Rudat Sindang, suatu kesenian tradisional yang muncul dan berkembang pada tahun 1970-an, kini mengalami ancaman kepunahan dan hanya dimiliki oleh masyarakat Desa Sindang, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten tegal. Pagelaran maupun seniman untuk drama Tari Rudat Sindang sudah sangat langka ditemui. Untuk menghidupkan kembali keaslian seni budaya ini, Kampus Institut Agama Islam Bakti negara (IBN) Tegal melalui mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) melakukan revitalisasi kesenian tradisional ini yang puncaknya dilakukan pada pada Sabtu (3/02/2023) di Gedung Balai Desa Sindang, Tegal.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Mahasiswa KKN, Andi Zulfa, menyampaikan bahwa revitalisasi tari Rudat Sindang bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan kesenian tradisional kepada masyarakat luas.

“Kami berharap pementasan ini dapat menjadi momentum pembelajaran bagi masyarakat, sehingga mereka dapat memahami, menghargai, dan pada akhirnya ikut serta dalam menjaga keberlanjutan seni budaya Rudat yang ada di dalam masyarakat,” ujarnya.

Diterangkan, gerakan dalam Tari Rudat Sindang mencakup gerak yang bersifat improvisasi, sesuai dengan ciri-ciri Gerakan Silat. Awalnya, iringan musik menggunakan alat musik tradisional lokal, seperti Kecrek, Gong dan lain sebagainya, yang nadanya disesuaikan dengan ritme musik tradisional dan diiringi dengan lagu yang diambil dari ayat sholawat barzanji.

Tari Rudat Sindang melibatkan pemain laki-laki dan perempuan berpasangan, dari usia anak-anak bahkan sampai usia lansia dengan jumlah minimal 10 pasang dan paling banyak 60 pasang. Kostum pemain Rudat Sindang bersifat sederhana dengan seragam seperti pemain silat.  Dalam proses revitalisasi, pihak Kampus Ibn Tegal akan melakukan pembukuan terhadap gerakan dan syair Tari Rudat yang saat ini hanya dihapalkan oleh sebagian orang saja.

Rektor Kampus Ibn Tegal, Dr. Saepudin, MA, mengungkapkan apresiasi atas upaya mahasiswa KKN dalam menghidupkan kembali kesenian tradisional.

“Kegiatan revitalisasi ini merupakan wujud kepedulian kampus terhadap pelestarian budaya lokal. Kami berharap masyarakat dapat mendukung dan menikmati pementasan drama tari Rudat Sindang ini sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan bersama,” tambahnya.

Pihak kampus juga akan memberikan dukungan dan fasilitasi agar pementasan kesenian tradisional ini dapat sukses dan menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.Ruas yang wajib ditandai *